Ibukota Indonesia – Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti menekankan komitmen pembangunan infrastruktur yang dimaksud inklusif lalu menggalang pengarusutamaan gender.
"Pembangunan infrastruktur tiada belaka masalah fisik, tapi juga harus menjamin akses, partisipasi, kemudian kegunaan bagi semua warga negara,” ujar Diana dalam Jakarta, Senin.
Kementerian PU selama ini sudah pernah melaksanakan banyak acara yang dimaksud menekankan prinsip inklusivitas, antara lain Penyediaan Air Minum dan juga Sanitasi Berbasis Warga (PAMSIMAS) dan juga Hibah Air Minum.
Dalam inisiatif ini, indikator inklusivitas berubah menjadi komponen penting dengan menegaskan keterlibatan perempuan, komunitas miskin, serta penyandang disabilitas pada seluruh tahap kegiatan.
“Untuk menunjang keberlanjutan inisiatif Hibah Air Minum Berbasis Prestasi di pengarusutamaan gender kemudian inklusi sosial, sudah disusun Petunjuk Teknis Penerapan Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI) ke BUMD Air Minum dan juga dibentuk Pertemuan Pelaksana GEDSI Korporasi Air Minum Seluruh Indonesia (FERSIA)," kata Diana.
Contoh implementasi kegiatan ini adalah pada Perumdam Tirta Sembada Wilayah Sleman, Yogyakarta.
Lebih lanjut Diana menyoroti pentingnya desain universal pada penyelenggaraan bangunan gedung.
Berdasarkan PP No. 16 Tahun 2021 Kementerian PU telah lama mengatur tujuh prinsip desain universal yang dimaksud menjamin aksesibilitas dan juga kenyamanan bagi semua pengguna, diantaranya melalui Peraturan Menteri PUPR No. 14 Tahun 2017 kemudian SE Ditjen Bina Marga No. 18/SE/Db/2023 tentang infrastruktur pejalan kaki yang tersebut ramah disabilitas.
“Penerapan desain inklusif juga dilaksanakan pada perkembangan Gedung Olahraga Paralympic Training Center di Karanganyar, Jawa Tengah, lengkap dengan asrama bagi penyandang disabilitas agar mereka dapat beraktivitas secara mandiri,” kata Diana.
Artikel ini disadur dari Wamen PU menekankan komitmen bangun infrastruktur yang inklusif