Ternyata Kebiasaan Rajin Menabung Bikin Warga RI Miskin, Kok Bisa?

Ternyata Kebiasaan Rajin Menabung Bikin Warga RI Miskin, Kok Bisa?

Jakarta – Rajin menabung di dalam bank justru sanggup bikin masyarakat Negara Indonesia miskin. Hal ini disampaikan oleh pemodal kawakan Lo Kheng Hong pada sebuah acara bursa modal.

Menurutnya, menyimpan uang di jangka panjang tanpa dialihkan ke instrumen penanaman modal semata-mata akan menggerus nilai kekayaan. Ia menganggap menabung hanyalah langkah awal sebelum masuk ke strategi keuangan yang mana lebih tinggi menguntungkan.

Pada dasarnya, menabung diperlukan sebagai bagian dari perencanaan keuangan sebelum terjun ke dunia penanaman modal yang tersebut lebih besar jauh. Namun, bagi Lo Kheng Hong, terlalu lama menyimpan uang ke bank akan menyebabkan penanam modal perlahan-lahan berubah menjadi miskin.

“Menyimpan uang pada bank sebetulnya menciptakan kita miskin secara pelan-pelan lantaran nilai uang kita semakin hari semakin turun,” kata beliau ketika menjadi pembicara ke acara Capital Market Summit & Expo (CMSE), dikutipkan Hari Minggu (18/5/2025).

Obligasi juga surat utang juga tak berubah jadi pilihan bagi Lo Kheng Hong. Sebab, bunga yang diberikan oleh instrumen pembangunan ekonomi ini dianggap tidak ada besar. “Saya juga tiada membeli emas,” kata dia.

Lantas, Lo Kheng Hong semata-mata tertarik membeli saham lantaran terbukti memproduksi dirinya kaya dan juga memiliki harta beratus-ratus miliar. Tak ada yang tersebut menyangka Lo Kheng Hong pernah meraih cuan besar dari saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang dimaksud merupakan momen awal dirinya mengeruk keuntungan maksimal dari penanaman modal saham.

Salah satu alasan utama Lo Kheng Hong begitu tertarik dengan pembangunan ekonomi saham ke Nusantara adalah peluang tingkat imbal hasil yang tersebut besar secara jangka panjang.

“Bursa saham Nusantara menawarkan imbal hasil tertinggi dalam antara bursa saham utama pada bumi bagi pemodal jangka panjang. Sudah terbukti! Saya bersyukur saya ada pada dalamnya,” kata dia.

Sampai ketika ini, hampir 99% warga Indonesia disebut Lo Kheng Hong tak percaya kalau pembangunan ekonomi saham adalah pilihan terbaik. Publik cenderung lebih banyak memilih menempatkan uang pada bank atau dibelikan properti ketimbang membeli saham.

Lo Kheng Hong sendiri merupakan pendatang yang dimaksud sangat teliti lalu mampu menghabiskan waktu lama membaca laporan keuangan beraneka perusahaan. Jerih payah yang dimaksud direalisasikan Lo Kheng Hong pada meneliti laporan keuangan menunjukkan bahwa dirinya tak main-main di menentukan saham pilihan untuk investasi.

Sebagai pengingat, pada 1998 berikutnya Lo Kheng Hong membeli saham UNTR. Pada ketika itu laba bersih UNTR minus Simbol Rupiah 1 triliun. Di sisi lain, pendapatan anak usaha Grup Astra itu sekitar Rupiah 2 triliun sampai Rupiah 4 triliun dengan laba operasional sekitar Rupiah 1 triliun. Dari situ, Lo Kheng Hong mengkaji laba bersih UNTR minus sebab tekanan kurs.

Hasil pengamatan yang tajam terhadap pembangunan ekonomi di dalam UNTR ini bermetamorfosis menjadi peluang awal dari kesuksesan Lo Kheng Hong sebagai pemodal saham. Cerita seperti ini mampu diulang kembali pada saham-saham yang lain.

Sebagai contoh, Lo Kheng Hong membeli saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) pada nilai Rupiah 1.000 per saham. Setelah itu, ia menjualnya pada tarif rata-rata Simbol Rupiah 10.000 per saham. Melalui pembangunan ekonomi dalam saham INKP, Lo Kheng Hong berhasil meraup cuan besar dari Simbol Rupiah 35 miliar bermetamorfosis menjadi Simbol Rupiah 350 miliar. Manfaat besar ini didapat semata-mata pada kurun waktu 1,5 tahun.

Lo Kheng Hong pun sanggup mengantongi cuan hingga 5.900% dari saham UNTR dan juga 900% dari saham INKP. Salah satu kunci sukses sebagai penanam modal saham bagi Lo Kheng Hong kemampuan di mengontrol emosi.

Next Article Lo Kheng Hong Blak Blakan Ungkap Kebiasaan Hal ini Bikin Warga RI Miskin

Artikel ini disadur dari Ternyata Kebiasaan Rajin Menabung Bikin Warga RI Miskin, Kok Bisa?