Jakarta – Generasi Z juga milenial ke Tanah Air semakin menuntut keseimbangan antara penghasilan, makna di pekerjaan, dan juga kesejahteraan mental. Temuan ini disampaikan di laporan Deloitte 2025 Gen Z and Millennial Survey, yang mana melibatkan lebih tinggi dari 23.000 responden dari 44 negara, diantaranya 535 responden dari Indonesia.
Studi ini mengungkapkan, kemandirian finansial berubah menjadi tujuan karier utama bagi Gen Z serta milenial Indonesia, tiap-tiap sebesar 34% dan juga 33%. Namun cuma sedikit yang dimaksud mengincar pekerjaan yang dimaksud memiliki dampak sosial langsung, yaitu 8% Gen Z juga 5% milenial.
“Sebagian besar anak muda ingin stabil secara finansial lebih banyak dulu. Pekerjaan bermakna tetap penting, tapi bukanlah prioritas utama bagi berbagai responden Indonesia,” ungkap laporan yang dimaksud pada rilis yang mana diterima CNBC Tanah Air dalam Jakarta, Awal Minggu (19/5/2025).
Sebanyak 72% Gen Z lalu 71% milenial di Tanah Air berharap dukungan lalu bimbingan dari manajer, namun belaka sekitar 52% yang dimaksud benar-benar merasakannya. Mereka memandang manajer masih terlalu fokus pada pekerjaan teknis harian dibandingkan berubah jadi mentor atau sumber inspirasi.
Di sisi lain, pengembangan keterampilan tetap berubah menjadi prioritas tinggi. Sebanyak 66% Gen Z juga 58% milenial pada Negara Indonesia menyatakan rutin mengembangkan keterampilan karier setidaknya sekali seminggu.
Biaya hidup juga berubah jadi isu utama bagi responden Indonesia. Sebanyak 33% Gen Z dan juga 32% milenial menyebutnya sebagai perhatian tertinggi, meningkat dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, tambahan dari 70% Gen Z serta milenial dalam Nusantara percaya Teknologi AI generatif (GenAI) akan mempengaruhi jenis pekerjaan merek ke depan. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang tersebut lebih besar tahan terhadap otomatisasi, serta banyak yang tersebut sudah ada mulai mengikuti pelatihan GenAI.
Tingkat stres juga tinggi menurut laporan tersebut. Sebanyak 77% Gen Z juga 74% milenial menyampaikan pekerjaan sebagai sumber utama kecemasan. Faktor pemicunya antara lain budaya kerja toksik, jam kerja panjang, dan juga waktu kerja yang tidak ada cukup untuk menyelesaikan tugas.
Menariknya, kepedulian terhadap lingkungan cukup tinggi pada Indonesia. Sebanyak 90% Gen Z kemudian 89% milenial mengaku merasa cemas terhadap isu lingkungan di sebulan terakhir. Mayoritas bahkan bersedia membayar lebih besar untuk komoditas berkelanjutan, lalu mengkaji rekam jejak lingkungan sebagai faktor penting di memilih tempat kerja.
Next Article 6 dari 10 Korporasi PHK Gen Z, Alasannya Terungkap
Artikel ini disadur dari Survei Deloitte: Gen Z Tak Cari Jabatan, Lebih Pilih Hidup Seimbang