Siasati Perang Dagang, Organisasi China Incar IPO dalam Singapura

Siasati Perang Dagang, Organisasi China Incar IPO di Singapura

Jakarta – Perang dagang yang kembali memanas antara Amerika Serikat dan juga China menyokong perusahaan-perusahaan Negeri Tirai Bambu untuk mencari lingkungan ekonomi alternatif. Salah satunya adalah dengan menjajaki pencatatan saham di dalam Bursa Singapura (SGX).

Setidaknya lima perusahaan selama China daratan kemudian Hong Kong sedang merencanakan IPO, dual listing, atau penawaran saham di dalam bursa Singapura (SGX) di 12 hingga 18 bulan mendatang. Hal ini diungkap oleh empat sumber Reuters yang mengetahui segera rencana tersebut.

Perusahaan yang tersebut kabarnya akan melantai ke SGX mencakup perusahaan energi, grup layanan kesehatan, serta perusahaan bioteknologi yang digunakan berbasis di Shanghai. Namun, identitas perusahaan masih dirahasiakan oleh sebab itu rencana belum final.

Langkah ini berubah jadi sinyal kuat bahwa perusahaan China mulai serius mempertimbangkan Singapura sebagai pintu gerbang baru menuju bursa Asia Tenggara, pada berada dalam memanasnya tensi geopolitik serta peperangan tarif antara Amerika Serikat kemudian China.

“Minat untuk listing di SGX dengan segera melonjak sejak Presiden Trump meningkatkan tarif terhadap barang-barang selama China,” ujar Jason Saw, Kepala Investment Banking pada CGS International Securities, diambil dari Reuters, Akhir Pekan (18/5/2025).

Menurut Saw, pihaknya ketika ini sedang membantu setidaknya dua perusahaan dengan syarat China untuk IPO di SGX, dengan target realisasi secepatnya tahun ini. Diperkirakan, nilai penggalangan dana dari masing-masing IPO yang disebutkan mampu mencapai sekitar US$100 juta.

Singapura Jadi Alternatif Strategis

Selama ini, bursa utama yang dituju perusahaan China untuk listing luar negeri adalah Hong Kong. Selain akibat dukungan kuat dari pemerintah Beijing, Hong Kong memiliki basis pemodal institusi kemudian ritel yang dimaksud lebih lanjut familiar dengan merek-merek jika China.

Namun, situasi berubah. Upaya Beijing untuk mempererat hubungan dengan Asia Tenggara di berada dalam meningkatnya ketegangan dengan Washington telah lama menyokong beberapa jumlah perusahaan China untuk memperluas peluncuran mereka di Singapura.

Meski demikian, banyak pihak menyimpulkan bahwa di waktu dekat Singapura belum akan mampu menyamai Hong Kong di hal jumlah total pencatatan saham, lantaran banyak aspek seperti karakter pemodal lokal yang dimaksud cenderung konservatif lalu persyaratan pencatatan yang lebih besar ketat.

“Perlu ada kemudahan lebih lanjut bagi perusahaan, khususnya dalam sektor teknologi, untuk bisa saja mencatatkan saham,” ujar direktur utama dari perusahaan perangkat lunak multinasional yang dimaksud berbasis di dalam Singapura, yang enggan disebutkan namanya.

“Sebagian besar startup di dalam kawasan ini berbasis di dalam Singapura, jadi seharusnya inilah tempat utama mereka mencatatkan saham,” imbuhnya.

Next Article BEI Targetkan 66 Organisasi Melantai dalam Bursa Tahun 2025

Artikel ini disadur dari Siasati Perang Dagang, Perusahaan China Incar IPO di Singapura