Ibukota Indonesia – Pertanyaan mengenai besaran penghasilan pemain asing yang dimaksud berlaga dalam kompetisi Kejuaraan 1 Negara Indonesia mulai terungkap. Selama ini, penghasilan pemain sepak bola, khususnya pemain asing, menjadi isu yang digunakan jarang dibuka ke rakyat akibat klub-klub Tanah Air enggan mempublikasikan secara terbuka nilai kontrak para pemainnya.
Namun, informasi terkait besaran penghasilan yang disebutkan sempat disampaikan oleh Manajer Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi, pada sebuah wawancara yang digunakan ditayangkan dalam kanal YouTube MAINBASKET pada 19 Maret 2021.
Dalam video berjudul Mengintip Besar Gaji Pemain Basket lalu Sepak Bola Bersama Manajer Persebaya, Candra mengungkap bahwa pemain asing di dalam Kompetisi 1 bisa saja menerima pendapatan hingga banyak jt rupiah per bulan.
"Gaji paling besar pemain asing mampu mencapai Rp250 jt sampai Rp300 jt per bulan. Untuk lokal, paling besar antara Rp130 jt sampai Rp150 jt per bulan. Itu belum diantaranya bonus, terima bersih," kata Candra di video tersebut.
Menurut Candra, besaran upah pemain asing sangat bergantung pada beberapa jumlah faktor, termasuk pengalaman bermain di liga-liga luar negeri. Pemain yang mana pernah berlaga dalam liga top Eropa, misalnya, cenderung mempunyai nilai kontrak lebih banyak tinggi dikarenakan dianggap mempunyai kualitas juga pengalaman lebih lanjut baik.
Selain itu, peran kemudian sumbangan pemain di regu juga bermetamorfosis menjadi pertimbangan utama klub pada menentukan nilai kontrak. Pemain asing yang dimaksud mampu memberikan dampak signifikan terhadap performa klub biasanya mendapatkan bayaran lebih besar tinggi.
"Kalau di dalam Indonesia, rata-rata ya, per bulannya masih dalam puluhan jt rupiah untuk pemain lokal. Sementara pemain asing rata-rata telah banyak jt per bulan," ujar Candra.
Candra juga menegaskan bahwa sistem pembayaran upah pemain bergantung pada kebijakan setiap-tiap klub. Tidak ada standar kontrak yang mana diberlakukan secara seragam dalam seluruh klub Kompetisi 1. Umumnya, klub menggunakan sistem kontrak berdurasi satu tahun dengan nilai tertentu, yang tersebut kemudian dapat dibayarkan secara bulanan atau di bentuk lain seperti down payment (DP).
"Secara umum, kalau pada Tanah Air kontrak pemain bukan ada standarnya. Tergantung klub masing-masing. Yang kerap dipakai adalah sistem kontrak satu tahun dengan nilai tertentu. Nah, nilai kontrak itu di-breakdown bisa dibayar per bulannya atau tak tergantung kesepakatan," jelas Candra.
Hingga kini, informasi paling mendekati mengenai nilai penghasilan pemain sepak bola ke Indonesi masih berasal dari nilai lingkungan ekonomi yang digunakan tercantum pada portal Transfermarkt. Berbeda dengan di Eropa, pada mana informasi pendapatan pemain tambahan terbuka lalu rutin berubah menjadi sorotan media, transparansi terkait hal ini masih berubah menjadi tantangan di Indonesia.
Meski demikian, pernyataan dari pihak manajemen klub seperti yang disampaikan oleh Candra Wahyudi setidaknya memberikan deskripsi mengenai tingginya nilai kontrak pemain asing pada Kompetisi 1, yang sanggup mencapai bilangan bulat banyak jt rupiah setiap bulan.
Artikel ini disadur dari Segini gaji pemain asing di Liga 1: Ratusan juta sebulan!











