Jakarta – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau Sugar Co, Subholding Komoditi Gula PTPN III (Persero) Holding Perkebunan mengungkapkan, bahwa Negara Indonesia pernah bermetamorfosis menjadi eksportir gula terbesar ke bola pada era sebelum kemerdekaan. Kejayaan yang dimaksud tepatnya berlangsung sekitar tahun 1930.
Direktur Utama SGN Mahmudi menjelaskan selain mempunyai peran strategis sebagai ketahanan pangan, lapangan usaha gula juga mempunyai peran yang tersebut cukup penting bagi ketahanan energi. Kedua aspek yang dimaksud juga menjadi bagian dari kedaulatan bangsa.
“Sebenarnya bicara terkait dengan lapangan usaha gula ini ada dua warna besar, yang mana pertama ketahanan pangan, yang digunakan kedua ketahanan energi. Bahkan dibungkus dengan kedaulatan, kedaulatan pangan, kedaulatan bangsa,” kata beliau di acara Coffee Morning CNBC Indonesia, diambil Awal Minggu (19/5/2025).
Menurut dia, hal ini terjadi lantaran pada tahun 1930 Nusantara tercatat sebagai eksportir gula terbesar di dalam dunia. Swasembada gula yang dimaksud dapat dicapai akibat tingkat produktivitas pada ketika itu bisa jadi mencapai 15 ton per hektare.
“Kenapa? Karena kalau kita bicara tahun 1930, kita itu merupakan eksportir gula terbesar, setelahnya tukar, dengan produktivitas ketika itu 15 tahun per hektare,” katanya.
Namun demikian, keadaan ini berubah sejak tahun 1967. Adapun, pada periode yang disebutkan RI justru berubah menjadi salah satu negara pengimpor gula terbesar ke planet bahkan hingga pada waktu ini.
“Nah artinya apa? Artinya kalau kita bicara fiskal, sebenarnya di dalam di tempat ini ada ruang besar, bagaimana kemudian lingkungan di dalam lapangan usaha gula, ini mampu kita gerakkan, yang mana di dalam dalamnya ada petani, ada pabrik gula, ada lembaga keuangan, kemudian ada lapangan usaha pupuk, di antaranya kemudian lapangan usaha baru terbarukan,” katanya.
Next Article Video: Zulhas Heran Harga Gula dalam Sumut Lebih Mahal Dari Daerah Lain
Artikel ini disadur dari Sebelum Merdeka, RI Eksportir Gula Terbesar Dunia!











