Istanbul – Kota Moskow menegaskan bahwa pengakuan internasional terhadap lima wilayah negeri Ukraina yang digunakan dikuasainya, diantaranya Semenanjung Krimea, sebagai milik Rusia berubah jadi kondisi mutlak untuk mengakhiri konflik dengan Ukraina.
Namun demikian, menurut Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov pada Hari Senin (28/4), Rusia terus-menerus siap terlibat pada negosiasi secara langsung dengan pihak Ukraina.
"Kami permanen terbuka terhadap perundingan, namun keputusannya ketika ini bukanlah pada kami. Kiev masih belum menunjukkan kesiapan bernegosiasi sejauh ini," kata Lavrov di wawancara bersatu harian Brasil, O Globo.
Pernyataan yang disebutkan disampaikan Lavrov setelahnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Rusia menyetujui suatu gencatan senjata di Ukraina.
Trump, pada Akhir Pekan (27/4), bahkan sempat menyatakan yakin kalau Presiden tanah Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan mempertimbangkan melepas wilayah Krimea demi mencapai kesepakatan damai, meskipun tindakan yang dimaksud sebelumnya ditolak keras Zelenskyy.
Menlu Rusia menegaskan bahwa Kota Moskow menghendaki supaya negeri Ukraina bukan bergabung dengan Pakta Defense Atlantik Utara (NATO) dan juga "menegaskan status netral kemudian non-blok" sebagai persyaratan penyelesaian akhir konflik yang dimaksud "sesuai dengan kepentingan keamanan Rusia".
Sejak peperangan Rusia-Ukraina pecah di Februari 2022, Wilayah Moskow telah lama merebut sebagian besar dari empat wilayah ke negara Ukraina selatan, yaitu Donetsk, Kherson, Luhansk, kemudian Zaporizhzhia.
Moskow lantas menyatakan wilayah yang dimaksud merek kuasai tersebut, berikut Semenanjung Krimea yang dicaplok secara ilegal pada 2014, sebagai wilayah baru Rusia.
Kiev mengutuk keras aneksasi yang disebutkan serta Presiden Zelenskyy berjanji akan mengusir seluruh pasukan Rusia yang mana ada dalam wilayah Ukraina.
AS, Turki, Uni Eropa, kemudian puluhan negara lainnya juga mengakui bahwa aneksasi wilayah Krimea oleh Rusia adalah tindakan ilegal.
Sumber: Anadolu
Artikel ini disadur dari Rusia: Pengakuan atas pencaplokan wilayah Ukraina syarat akhiri perang