Jakarta – Merek fesyen ternama Burberry mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di perusahaannya, Rabu (14/5). Rumah mode mewah selama Inggris itu mengaku dapat memangkas hampir seperlima dari total jumlah total tenaga kerja untuk menurunkan biaya lantaran mengalami kerugian bisnis.
Dalam sebuah pernyataan, dilaporkan bahwa Burberry berada dalam menyusun rencana pemulihan untuk membantu meningkatkan transaksi jual beli juga memangkas biaya. Kerugian ini diyakini terbentuk lantaran sektor fesyen mewah sedang berjuang menghadapi permintaan konsumen yang dimaksud lemah, khususnya dari China.
Melansir AFP, adapun kerugian bersih Burberry mencapai £75 jt (Rp 1,6 triliun) pada 12 bulan hingga akhir Maret. Ini adalah berbeda terpencil dibandingkan dengan laba sebesar £270 jt (Rp 5,9 triliun) satu tahun sebelumnya.
Burberry berusaha mencapai penghematan sebesar £60 jt (Rp 1,3 triliun) pada tahun 2027, yang dimaksud akan berdampak pada sekitar 18 persen dari tenaga kerjanya, atau sekitar 1.700 orang.
Pendapatan juga turun 17 persen berubah menjadi £2,46 miliar (Rp 54 triliun).
“Meskipun kami beroperasi dengan latar belakang sektor ekonomi makro yang dimaksud sulit serta masih di tahap awal pemulihan, saya lebih besar optimis dari sebelumnya bahwa hari-hari terbaik Burberry akan segera tiba,” kata kepala eksekutif Burberry, Joshua Schulman.
Schulman diangkat berubah jadi pimpinan pada Juli, menggantikan Jonathan Akeroyd. Dia berjanji untuk menggaet tambahan berbagai pelanggan dengan fokus baru pada pakaian luar, satu di antaranya mantel panjang Burberry yang digunakan ikonik.
Perusahaan yang dimaksud juga menyampaikan peringatan bahwa keadaan dunia usaha bermetamorfosis menjadi semakin tidak ada pasti akibat factor perkembangan geopolitik.
Next Article 6 dari 10 Perusahaan PHK Gen Z, Alasannya Terungkap
Artikel ini disadur dari Rugi Triliunan, Burberry Mau PHK 1.700 Karyawan