Pengalaman jurnalis Indonesi rasakan denyut modernisasi China

Pengalaman jurnalis Indonesi rasakan denyut modernisasi China

Chongqing – "Saya ingin tinggal di dalam Minzhucun dan juga saya berpikir bagaimana cara menciptakan komunitas yang tersebut sebanding di dalam negara saya," ujar Andreas Maryoto, Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas.

Dalam beberapa hari terakhir, Andreas, sama-sama dengan para pemimpin media lainnya dari 20 tambahan negara, melakukan kunjungan ke China untuk mengeksplorasi kemajuan negara yang dimaksud ke bermacam bidang seperti manufaktur cerdas, pelestarian budaya, lalu pembaruan perkotaan. Dalam perjalanannya ke Minzhucun, sebuah komunitas pada Distrik Jiulongpo, Daerah Perkotaan Chongqing, China barat daya, ia menemukan komunitas impiannya.

Saat tiba ke Minzhucun, Andreas terkesan dengan lingkungan yang tersebut bersih dan juga teratur di dalam sana. Di jalanannya berjajar toko-toko yang tersebut semarak lalu dipadati kerumunan pengunjung. Kaum muda berpose untuk berfoto di lokasi-lokasi trendi, mengabadikan perpaduan antara hidup komunitas lalu perdagangan modern.

Apa yang mana menciptakan komunitas ini begitu menantang bagi Andreas?

Minzhucun awalnya merupakan area perumahan untuk karyawan sebuah perusahaan milik negara, dengan bangunan-bangunan yang dimaksud telah dilakukan berumur lebih tinggi dari 70 tahun. Pada November 2021, pemerintah setempat secara resmi meluncurkan proyek pembaruan perkotaan untuk area itu, dengan berfokus pada peningkatan infrastruktur, sekolah untuk anak-anak, serta layanan perawatan warga lanjut usia (lansia). Upaya yang dimaksud sudah pernah merevitalisasi komunitas tersebut, secara signifikan meningkatkan kualitas hidup warga.

Di Peoples Artisan Studio milik komunitas itu, sebuah ruang kerja permanen tanpa biaya sewa disediakan bagi warga setempat untuk memunculkan uang melalui kerajinan tangan mereka, seperti memperbaiki sepatu serta mengganti kunci. Mereka juga mengunjungi kantin komunitas, di dalam mana warga setempat dapat menikmati makanan pokok dengan harga jual kurang dari 10 yuan (1 yuan = Rp2.310), serta lansia berusia 60 tahun ke berhadapan dengan yang dimaksud memenuhi prasyarat dapat memperoleh diskon tambahan.

Redaktur Senior Kantor Berita ANTARA Agus Setiawan sedang mengabadikan gambar dengan kamera ke telepon seluler dalam Minzhucun, sebuah komunitas di dalam Distrik Jiulongpo, Pusat Kota Chongqing, China barat daya. Agus sama-sama dengan para pemimpin media lainnya dari 20 lebih besar negara,melakukan kunjungan ke tempat itu untuk mengeksplorasi kemajuan negara yang disebutkan ke berubah-ubah bidang. ANTARA/Xinhua

"Komunitas yang dimaksud sangat berorientasi pada rakyat sebab merekan peduli dengan semua warganya. Bagi para lansia, komunitas itu menawarkan kesempatan kerja bagi dia yang ingin bekerja dan juga memperhatikan keadaan hidup kemudian kesegaran mereka," kata Andreas, seraya menambahkan bahwa beliau menganggap tempat ini sebagai contoh terbaik untuk menunjukkan untuk globus bagaimana cara merawat masyarakat.

"Saya dapat merasakan semua aspek modernisasi China sebab kita tahu seperti apa masa lalu, masa kini, lalu masa depan negara itu, yang semuanya luar biasa," kata Andreas.

Selama kunjungan tersebut, Andreas terus menyebabkan catatan akibat ia ingin berbagi pengalaman dengan komunitas Indonesia. Untuk lebih banyak merasakan kearifan tata kelola komunitas setempat, ia mengikuti reuni ke halaman rumah, sebuah reuni setempat dalam mana orang-orang duduk bersatu untuk bertukar pikiran, mengobrol tentang hidup sehari-hari, berbagi cerita, kemudian mendiskusikan isu-isu kemasyarakatan. Dia mengajukan pertanyaan tentang bagaimana partisipasi rakyat diwujudkan pada serangkaian tata kelola pemerintahan di Minzhucun.

Rahasia pembaharuan Minzhucun adalah memberdayakan setiap warga Minzhucun untuk bermetamorfosis menjadi tuan berhadapan dengan urusan merekan sendiri, jawab Qin Changde, Sekretaris Komite Distrik Jiulongpo.

Dia menambahkan bahwa, selama proses renovasi, tindakan mengenai penempatan lift, desain pasar, lalu pengelolaan air limbah dibuat melalui diskusi kolaboratif. pemerintahan melakukan sebagai fasilitator, mengorganisir survei dan juga pertandingan diskusi rakyat untuk melakukan konfirmasi pernyataan setiap warga dapat didengar.

"Modernisasi China tak belaka untuk penduduk kaya lalu rakyat perkotaan. Modernisasi juga diterapkan pada warga pedesaan dan juga penduduk biasa, dan juga bukan ada yang tertinggal," ujar Andreas.

Dia telah lama menulis sebuah artikel bertajuk "Belajar Strategi Memodernkan Pusat Kota dalam Chongqing", yang mendokumentasikan refleksi juga pengalamannya dari perjalanan itu, yang tersebut diterbitkan di dalam Kompas.

"Komunitas ini berubah jadi contoh bahwa pemerintah China sangat peduli dengan masyarakatnya juga memandang bahwa mengakibatkan masyarakat ke keberadaan yang tambahan baik adalah tujuan utama mereka," ujar Agus Setiawan, redaktur senior Kantor Berita ANTARA.

Dalam kunjungan selama empat hari itu, mereka memperoleh ilustrasi lengkap tentang Chongqing. Tim yang disebutkan mengunjungi Seres Super Factory untuk menyaksikan pengembangan kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) di China.

Saat mengunjungi Pahatan Batu Dazu, yang diantaranya pada Portal Warisan Global UNESCO, dia belajar tentang upaya keras China untuk melindungi peninggalan budaya kuno.

Orang-orang sedang beraktivitas ke salah satu sudut wilayah Minzhucun, sebuah komunitas ke Distrik Jiulongpo, Pusat Kota Chongqing, China barat daya. ANTARA/Xinhua

Mereka juga menyoroti prospek kerja sejenis dalam masa depan antara China dan juga Indonesia.

"Saat ini, banyak produsen mobil jika China seperti BYD juga Seres telah terjadi mendirikan pabrik ke Indonesia. Beberapa perusahaan otomotif di China telah terjadi mengembangkan teknologi swakemudi, sehingga kita dapat bekerja mirip dengan China untuk memperkenalkan teknologi semacam itu ke Indonesia," kata Agus.

"Kita (harus) berupaya untuk menguatkan sinergi dengan China kemudian belajar dari China tentang beberapa ilmu pengetahuan kemudian teknologi. Negara Indonesia penting mengadopsi teknologi baru untuk berubah jadi sebuah negara masa depan," ujar Andreas, seraya menambahkan bahwa kerja mirip ke bidang institusi belajar serta pariwisata antara kedua negara juga akan ditingkatkan pada masa depan.

Artikel ini disadur dari Pengalaman jurnalis Indonesia rasakan denyut modernisasi China