JAKARTA – Seorang pria selama Denmark berusia 69 tahun meninggal dunia setelahnya meminum air kelapa yang mana telah dilakukan busuk lantaran bukan disimpan dengan benar. Insiden ini terjadi setelahnya pria yang dimaksud meminum sedikit air kelapa segera dari buahnya, menggunakan sedotan.
Ia segera menyadari rasa air kelapa yang dimaksud aneh kemudian bau busuk yang dimaksud tidak ada biasa. Beberapa jam kemudian, ia mulai menunjukkan gejala kritis seperti mual, muntah, berkeringat hebat, linglung, serta kehilangan keseimbangan. Kulitnya terlihat sangat pucat.
Dalam waktu kurang dari lima jam pasca mengonsumsi air kelapa tersebut, ia dilarikan ke rumah sakit. Pemindaian MRI menunjukkan adanya pembengkakan otak parah. Ia didiagnosis mengalami ensefalopati metabolik, sebuah kondisi dalam mana gangguan metabolisme menyebabkan otak tidak ada berfungsi secara normal.
Dilansir dari Times of India, Selasa (8/4/2025), meskipun mendapat perawatan intensif, pria yang dimaksud dinyatakan terhenti otak cuma 26 jam setelahnya masuk rumah sakit.
Laporan yang digunakan dipublikasikan pada jurnal Emerging Infectious Diseases mengungkap bahwa kelapa yang disebutkan telah terjadi disimpan di tempat suhu ruangan selama satu bulan sebelum dikonsumsi.
Bagian pada kelapa telah berlendir lalu membusuk, yang dimaksud menjadi tanda bahwa kelapa yang dimaksud sudah ada tidaklah layak konsumsi. Padahal, kelapa yang tersebut telah dilakukan dikupas sebagian atau terbuka seharusnya disimpan di tempat lemari es pada suhu 4–5 derajat celcius untuk menghindari pertumbuhan mikroorganisme berbahaya.
Kenapa Kelapa Perlu Disimpan dengan Benar?
Menurut Dr. Samuel Choudhury dari Singapura, kelapa yang dimaksud telah lama dibuka sangat rentan rusak dan juga semata-mata sanggup bertahan tiga hingga lima hari apabila disimpan di lemari es menggunakan wadah tertutup rapat atau kantong ziplock.
Untuk penyimpanan lebih tinggi lama, kelapa bisa jadi dibekukan hingga 6 bulan, namun harus dikeringkan terlebih dahulu kemudian diberi label tanggal.