Kata “OK” Ternyata Singkatan, Banyak Orang Tak Tahu Kepanjangannya

Kata “OK” Ternyata Singkatan, Banyak Orang Tak Tahu Kepanjangannya

Jakarta, CNBC Indonesia – Kata “OK” atau “Oke” marak digunakan pada percakapan sehari-hari, baik pada bentuk verbal maupun tulisan atau teks. Kata ini biasanya digunakan untuk memberikan persetujuan. 

Kamus Besar Bahasa Nusantara (KBBI) mengubah “Ok” menjadi “Oke”. Lalu mengartikannya sebagai “kata untuk menyatakan setuju”. Sama seperti di luar negeri, kata ini juga dipakai untuk konfirmasi persetujuan, penerimaan, kebenaran atau bentuk ungkapan bukan ada sesuatu yang tersebut salah di laku komunikasi warga Indonesia.

Para ahli mengemukakan pendapat yang dimaksud berbeda perihal asal-usul kata “Ok”. Ada yang dimaksud menyampaikan kata yang dimaksud berasal dari bahasa suku Indian, yakni “Okeh”. Ada pula warga berargumen kalau kata yang dimaksud singkatan dari salah satu merek biskuit di dalam AS, yaitu “Orrin Kendall”.

Pada dekade 1960-an, ahli bahasa Allen Walker Read menelusuri asal-usul kata “Ok”. Dalam studi berjudul “The First Stage in the History of “O.K”” (1963), Read menelusuri kata yang disebutkan ternyata berawal dari tahun 1839.

Pada 23 Maret 1839, surat kabar di dalam AS, Boston Post, berubah menjadi yang dimaksud pertama mempopulerkan kata “Ok” pada dunia. Redaktur bernama Charles Gordon Greene menulis kata “Ok” di judul berita guna mengikuti trend singkat-menyingkat kata yang digunakan gandrung pada kalangan penutur bahasa Inggris ke Amerika Serikat tahun 1830-an. Kala itu, sudah ada ada singkatan seperti “RTBS” (Remains to be Seen), OMG (Oh My God), lalu sebagainya.

Nah, Charles mempopulerkan kata baru, yakni “Ok”. Hal ini merupakan singkatan dari “oll korrect”, ubahan dari “all correct”. Sesuai makna juga artinya, kata yang disebutkan berupaya mengonfirmasi kebenaran berhadapan dengan apapun yang digunakan terjadi. Sifat bahasa yang digunakan dinamis kemudian memproduksi “Ok” berubah menjadi kata serbaguna di bahasa Inggris.

Apapun pertanyaan, konfirmasi, permintaan, pasti dijawab “Ok”.

Belakangan, kata ini juga meresap ke bervariasi bahasa lain ke dunia. Allen Walker Read mengumumkan alasannya dikarenakan “Ok” ringan diucapkan kemudian sangat singkat. Bahkan, “Ok” seakan-akan jadi simbol pada bertutur kata. Meskipun pada sisi lain penyingkatan kata tak bisa jadi menunjukkan emosi penutur. Bisa hanya “Ok” menunjukkan konfirmasi positif serta negatif.

Popularitas kata “Ok” juga berlangsung dalam bahasa Indonesia.

Next Article Ternyata Jalan Tol itu Singkatan, Banyak yang tersebut Tak Tahu Kepanjangannya

Artikel ini disadur dari Kata “OK” Ternyata Singkatan, Banyak Orang Tak Tahu Kepanjangannya