IHSG Nyaman di Zona Hijau Digendong Emiten Tambang serta Grup Adaro

IHSG Nyaman pada Zona Hijau Digendong Emiten Tambang juga Grup Adaro

Daftar Isi
  • Moody’s Pangkas Rating Amerika Serikat
  • Kebijakan Suku Bunga Indonesia
  • Kisi-kisi Kebijakan Prabowo 2026
  • Suku Bunga China

Jakarta – Skala Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan pembukaan pertama hari ini, Hari Senin (19/5/2025).

IHSG dibuka naik 0,22% atau menguat 15,62 poin ke level 7.122,14. Sebanyak 375 saham naik, 230 turun, juga 199 bukan bergerak. Kuantitas proses tergolong padat atau mencapai Simbol Rupiah 7,5 triliun yang digunakan melibatkan 12,87 miliar saham dalam 816.713 kali transaksi.

Setengah sektor perdagangan menguat kemudian separuh lainnya mengalami koreksi. Koreksi terbesar dibukukan sektor properti, dengan kenaikan terbesar dicatatkan oleh sektor energi.

Emiten tambang tercatat bermetamorfosis menjadi penggerak utama kinerja IHSG hari ini, dengan empat dari lima penopang gerak IHSG merupakan perusahaan tambang batu bara serta emas.

Saham Grup Adaro yang melonjak hari ini menjadikan Alamtri Resources Negara Indonesia (ADRO) kemudian Adaro Andalan Indonesia (AADI) per individu menyumbang 5,25 lalu 2 indeks poin ke IHSG.

Kenaikan saham ADRO sejak akhir pekan berikutnya dan juga berlanjut hari ini, bertepatan dengan dimulainya aksi korporasi pembelian kembali (buyback) saham perusahaan.

Sementara itu, emiten tambang lain yang menjadi penggerak IHSG adalah MDKA kemudian ANTM yang berkontribusi berhadapan dengan kenaikan 3,27 lalu 1,43 indeks poin.

Berbeda dengan IHSG, bursa saham Asia-Pasifik dibuka melemah pada Awal Minggu (19/5/2925) seiring pelaku bursa menunggu rilis data perekonomian dari beraneka negara di kawasan. Tekanan juga datang dari penurunan peringkat utang Amerika Serikat oleh lembaga pemeringkat Moody’s.

Indeks Nikkei 225 Negeri Matahari Terbit tergelincir 0,54% pada awal perdagangan, sementara Topix turun 0,36%. Di Korea Selatan, Kospi merosot 0,47% lalu Kosdaq yang mana berkapitalisasi kecil melemah 0,77%.

Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 terkoreksi 0,15% pada waktu inisiasi pasar. Sementara itu, kontrak berjangka Hang Seng Hong Kong berada di dalam sikap 23.270, lebih besar rendah dari penutupan sebelumnya ke 23.345,05.

Pekan ini baik pangsa saham, mata uang kemudian SBN akan menjalani perdagangan selama lima hari penuh. Hal ini berbeda dengan pekan-pekan sebelumnya yang digunakan berlangsung tiga atau empat hari oleh sebab itu ada libur panjang.

Sejumlah sentimen penting akan menggerakkan bursa pada pekan ini, baik dari di negeri ataupun luar negeri.

Meredanya peperangan dagang dan juga koreksi rating pemerintah Amerika Serikat akan menjadi salah satu penggerak sentimen. Dari di negeri, pelaku lingkungan ekonomi mengawaitu kebijakan suku bunga Nusantara yang digunakan diberitahukan pada Rabu pekan ini.

Moody’s Pangkas Rating AS

Lembaga pemeringkat utang, Moody’s Investors Service resmi menurunkan peringkat kredit pemerintah Amerika Serikat dari AAA menjadi AA1 pada Hari Jumat (17/5/2025) waktu AS.

Penurunan ini menandai berakhirnya status “triple-A” dari Moody’s, yang tersebut sebelumnya masih bertahan berbeda dengan dua lembaga lainnya, Standard & Poor’s lalu Fitch Ratings.

Moody’s mengkaji lonjakan beban utang serta meningkatnya biaya bunga sebagai asal-mula utama koreksi peringkat.

“Penurunan satu tingkat ini mencerminkan tren jangka panjang peningkatan rasio utang lalu pembayaran bunga ke level yang digunakan terpencil lebih banyak tinggi dibandingkan negara-negara dengan profil kredit serupa,” tulis Moody’s di pernyataan resminya.

Dalam proyeksinya, Moody’s memperkirakan bahwa rasio defisit anggaran terhadap Barang Domestik Bruto (PDB) Negeri Paman Sam akan meningkat dari 6,4% pada 2024 berubah jadi hampir 9% pada 2035.

Kenaikan ini khususnya dipicu oleh melonjaknya pembayaran bunga melawan utang, belanja jaminan sosial yang terus naik, dan juga proyeksi pendapatan negara yang digunakan relatif stagnan. Di sisi lain, rasio utang pemerintah terhadap Pendapatan Domestik Bruto juga diproyeksikan meningkat tajam, dari 98% pada tahun ini berubah jadi sekitar 134% pada 2035.

Sebelumnya, S&P menurunkan rating Negeri Paman Sam ke AA+ pada Agustus 2011, disusul oleh Fitch yang tersebut melakukan hal sama pada Agustus 2023. Moody’s selama ini berubah menjadi satu-satunya yang mana masih mempertahankan rating triple A, sebelum akhirnya terlibat menyesuaikan.

Kebijakan Suku Bunga Indonesia

Bank Indonesi (BI) juga akan mengadakan Rapat Dewan Pengurus (RDG) bulan Mei 2025 yang tersebut berlangsung pada Selasa dan juga Rabu pekan ini (20-21/5/2025). Salah satu yang mana paling ditunggu-tunggu pelaku bursa adalah masalah langkah suku bunga acuan.

Pelaku bursa mengantisipasi apakah BI akan memangaks suku bunga pada sedang melambatnya perekonomian Indonesia.

Sebagai catatan, dunia usaha Indonesia cuma bertambah 4,87% (year on year/yoy) pada kuartal I-2025, terendah sejak kuartal III-2021 pada waktu era pandemi Covid-19.

Pelaku bursa ketika ini masih mengamati BI menahan suku bunag pada leve 5,75%. Namun, ada kemungkinan pemangkasan apabila meninjau keperluan untuk mendongkrak pertumbuhan.

Pada April lalu, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI-Rate) dalam level 5,75%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Keputusan ini mencerminkan komitmen BI di melindungi stabilitas nilai tukar agar masih berada pada rentang target kenaikan harga 2,5% ±1% untuk tahun 2025 kemudian 2026, sekaligus melindungi stabilitas nilai tukar rupiah di dalam sedang ketidakpastian global yang dimaksud meningkat serta membantu pertumbuhan kegiatan ekonomi domestik.

Selain suku bunga acuan, tingkat suku bunga prasarana simpanan (deposit facility) juga prasarana pinjaman (lending facility) juga terus dipertahankan setiap-tiap pada level 5,00% juga 6,50%.

Kisi-kisi Kebijakan Prabowo 2026

Pemerintah akan memaparkan dokumen KEM PPKF atau Kerangka Perekonomian Makro kemudian Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal untuk 2026 pada Selasa (20/5/2025). Kebijakan fiskal ini sangat penting untuk berubah menjadi ilustrasi belanja prioritas pada tahun depan dan juga target-target pemerintah, mulai dari pertumbuhan hingga inflasi.

Dokumen ini akan menjadi dasar dari penyusunan Anggaran Pendapatan juga Belanja Negara (APBN) 2026.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mengutarakan apabila penyusunan KEM-PPKF ini akan mengacu pada tema utama yang tersebut selaras dengan visi pengerjaan di Astacita.

Salah satu prioritas kebijakan ke depan adalah makan bergizi gratis untuk anak sekolah, penguatan koperasi melalui inisiatif Koperasi Merah Putih, dan juga penanaman modal pada pengembangan human capital akan berubah menjadi bagian inti dari strategi fiskal tahun 2026.

Suku Bunga China

Pada Selasa (20/5/2025), akan ada rilis suku bunga acuan di China untuk LPR (Loan Prime Rate) satu dan juga lima tahun.

Bank Sentral China (PBoC) dijadwalkan mengumumkan suku bunga acuan pinjaman (Loan Prime Rates/LPR) pekan depan, dengan ekspektasi penurunan sebesar 10 basis poin (bps). Saat ini, LPR 1 tahun, yang bermetamorfosis menjadi acuan sebagian besar pinjaman baru, berada di 3,10%, sedangkan LPR 5 tahun, yang tersebut digunakan sebagai referensi suku bunga hipotek, berada ke 3,60%.

Prediksi penurunan ini tidaklah mengejutkan lantaran sebelumnya Pengelola PBoC, Pan Gongsheng, sudah mengumumkan langkah-langkah pelonggaran kebijakan besar-besaran awal bulan ini.

Next Article IHSG Gagal Lagi Balik ke 7.100, Bagian Ini adalah Biang Keroknya

Artikel ini disadur dari IHSG Nyaman di Zona Hijau Digendong Emiten Tambang dan Grup Adaro