Hasil Tes DNA Ungkap Penyebab Kematian Firaun Tutankhamun

Hasil Tes DNA Ungkap Penyebab Kematian Firaun Tutankhamun

Jakarta,CNBC Indonesia – Tutankhamun, firaun dari era Mesir kuno, merupakan bagian dari dinasti ke-18 Kerajaan Baru Mesir. Raja muda itu meninggal pada tahun kesembilan masa pemerintahannya, sekitar tahun 1324 SM, pada usia 19 tahun.

Karena Raja Tut meninggal begitu muda, dan juga tiada meninggalkan ahli waris, ada berbagai ramalan mengenai penyakit juga asal-mula kematian dini Tutankhamun.

Mengutip laporan Live Science, analisis baru DNA mumi berupaya menemukan tanda-tanda penyakit yang dapat menyebabkan kematian Raja Tut. Tes DNA juga telah terjadi mengungkap atau mengonfirmasi kemungkinan identitas juga hubungan beberapa mumi yang digunakan sebelumnya bukan teridentifikasi, termasuk ibu lalu ayah Tut.

Mumi Raja Tutankhamun terlihat ke kamar makamnya pada Lembah Para Raja ke Luxor, Mesir, hari terakhir pekan (4/11/2022)/ Mesir merayakan peringatan keras 100 tahun penemuan makam Tutankhamun yang digunakan ditemukan oleh pakar Mesir dengan syarat Inggris, Howard Carter, pada 1922. Raja Tut bermetamorfosis menjadi firaun Mesir kuno paling terkenal di dunia. (AP Photo/Amr Nabil)Foto: Mumi Raja Tutankhamun, menjadi firaun Mesir kuno paling terkenal pada dunia. (AP Photo/Amr Nabil)

Artefak menunjukkan bahwa bangsawan pada era itu miliki penampilan yang dimaksud agak feminin atau androgini. Penyakit yang mana diduga dapat menjelaskan penampilan ini di antaranya bentuk ginekomastia (perkembangan susu yang dimaksud berlebihan pada pria, biasanya akibat ketidakseimbangan hormon), sindrom Marfan, lalu lainnya. (Orang dengan sindrom Marfan biasanya mempunyai anggota tubuh yang mana sangat panjang dan juga jari-jari yang digunakan panjang kemudian tipis dan juga dapat mempunyai kelainan jantung yang mana serius.)

Hasil tes DNA mumi menunjukkan bahwa Raja Tut kemungkinan meninggal oleh sebab itu malaria lalu kelainan tulang.

“Namun, sebagian besar diagnosis penyakit adalah hipotesis yang digunakan diperoleh dengan mengamati lalu menafsirkan artefak lalu tidak dengan mengevaluasi sisa-sisa mumi individu kerajaan selain artefak ini,” kata para peneliti yang tersebut melakukan analisis tersebut.

Zahi Hawass, kepala Dewan Tertinggi Purbakala dalam Kairo, Mesir, juga rekan-rekannya melakukan penelitian untuk menentukan hubungan kekeluargaan dalam antara 11 mumi kerajaan Kerajaan Baru Mesir, serta untuk mencari ciri-ciri patologis yang mana disebabkan oleh kelainan bawaan, penyakit menular, dan juga hubungan darah.

Mereka juga memeriksa bukti spesifik terkait kematian Tutankhamun, dengan beberapa orang ahli berhipotesis bahwa kematian itu disebabkan oleh cedera; septikemia (infeksi aliran darah) atau emboli lemak (pelepasan lemak ke pada arteri) akibat patah tulang paha; pembunuhan dengan pukulan di dalam bagian belakang kepala; atau keracunan.

Parasit pemicu malaria juga ditemukan pada empat mumi, salah satunya mumi Tut. Hasil genetika menunjukkan bahwa infeksi malaria yang digunakan disertai dengan keadaan ke mana suplai darah yang tersebut buruk ke tulang menyebabkan melemahnya atau rusaknya area tulang telah terjadi membunuh raja Mesir tersebut.

“Gangguan berjalan lalu penyakit malaria yang digunakan diderita Tutankhamun didukung oleh penemuan tongkat lalu apotek akhirat dalam makamnya,” kata para penulis.

Mereka menambahkan bahwa patah kaki yang mana tiba-tiba, kemungkinan besar oleh sebab itu terjatuh, dapat mengakibatkan status yang tersebut mengancam jiwa pada waktu infeksi malaria terjadi.

Temuan baru yang disebutkan dirinci di edisi 17 Februari dari Journal of the American Medical Association.

Next Article Arkeolog Temukan Makam Dukun Sakti yang tersebut Layani Istana Firaun

Artikel ini disadur dari Hasil Tes DNA Ungkap Penyebab Kematian Firaun Tutankhamun